30Ucapan Isra Miraj untuk Kerabat dan Cocok Diunggah di Media Sosial. Bacaan 5 menit. Inilah kumpulan ucapan Isra Miraj yang bisa Parents bagikan. Tak terasa waktu bergulir begitu cepat. Sebentar lagi umat muslim akan merayakan Isra Miraj, yakni peristiwa naiknya Nabi Muhammad SAW menuju langit ketujuh. ALLAH Subhanahu Wata’ala telah berfirman, “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” QS, Al-Ahzab, 33 21. Dan dalam firman-Nya yang lain, “Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” QS. Al-Anbiyaa, 21 107. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” HR. Al-Bazzaar. Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Ada dua watak yang keduanya tidak boleh berada dalam diri seorang mukmin yaitu, kikir dan akhlak yang buruk.” HR. Bukhari. Kikir dan akhlak yang buruk merupakan sifat yang sangat tercela. Maka, orang mukmin harus menjauhkan diri dari keduanya, karena kedua sifat tersebut adalah sifat buruk. Akhlak adalah tabiat, watak, harga diri dan agama. Akhlak ialah kesatriaan, kebiasaan, perangai. Hakikat akhlak adalah untuk menata dan mengatur perilaku manusia, dan gambaran batin seseorang, yang meliputi jiwa, sifat-sifat jiwa dan makna-makna khusus dari jiwa tersebut. Jadi akhlak adalah yang mencerminkan perbuatan lahir seseorang dan akhlak mempunyai sifat baik dan buruk. Maka pengertian akhlak adalah keadaan pada diri seorang yang ditampakkan dalam perbuatannya, baik atau buruk secara spontan tanpa melewati pikiran. Allah Swt. menetapkan akhlak untuk mengatur perilaku manusia, supaya mereka dapat bergaul dengan sesamanya dalam bentuk yang akan mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi mereka di dunia, dan juga keridhaan Allah Swt. di akhirat. Akhlak mulia bukanlah sekedar taktik yang bersifat sementara, melainkan suatu sikap yang terus menerus. Yang pertama-tama dituntut oleh akhlak adalah dibersihkannya diri dari segala macam keburukan yang melekat padanya, dan kemudian mendahulukan perbuatan memberi kepada sesama manusia daripada meminta, baik itu berkenaan dengan masalah-masalah maknawi maupun masalah-masalah materi. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Ada tiga perkara, barang siapa ketiganya berada dalam dirinya ia pasti mendapat pahala dan keimanan yang sempurna, yaitu akhlak yang baik yang disandangnya dalam kehidupan bermasyarakat; sifat wara’ berhati-hati yang mencegahnya dari hal-hal yang diharamkan Allah Swt. dan sifat penyantun yang membuatnya memaafkan kebodohan orang yang jahil terhadap dirinya.” HR. al-Bazzar melalui Anas Wara; adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat, terlebih lagi dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Al Hilmu , adalah sifat penyantun atau berlapang dada bila menghadapi orang-orang yang tidak mengerti. Yang dimaksud dengan Khuluqun ialah menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dalam bergaul dengan orang-orang. Barang siapa yang ingin mendapat pahala dan iman yang sempurna, hendaknya kita mengamalkan ketiga hal tersebut. Dari sini tampaklah bahwa akhlak merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang, bukan sesuatu yang tampak secara lahirnya, maka akhlak berhubungan dengan batin seorang, supaya akhlak itu diketahui oleh orang lain, maka harus ditunjukkan lewat perbuatan yang nyata, yaitu perilaku. Jadi perilaku adalah pengejawentahan dari akhlak seseorang. Untuk mengetahui akhlak seseorang, maka perlu melihat perilaku kesehariannya, karena perilaku keseharian seseorang adalah dalil, dan tanda dan bukti akhlak yang dimilikinya. Apabila perilaku kesehariannya baik maka, hal itu menunjukkan kebaikan akhlaknya, begitu juga sebaliknya apabila perilakunya buruk, maka akhlaknya pun buruk. Akhlak yang baik dalam kehidupan muslim secara umum dan dalam berkhidmat kepada Allah khususnya adalah tali keimanan yang kuat dan derajat keimanan yang tertinggi. Sebagaimana sabda Nabi Saw, “Orang-orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang akhlaknya paling mulia.” HR. Thobrani melalui Ibnu Umar Akhlak yang mulia adalah keharusan social bagi seluruh masyarakat. Karena barang siapa berakhlak mulia, maka dialah yang paling dicintai Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” HR. Na’im melalui Ibnu Abbas Akhlak yang baik menjadikan seorang menjadi sebaik-baiknya manusia. Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian ialah orang yang paling baik akhlaknya.’ HR. Thabrani melalui Ibnu Umar Akhlak yang baik dapat mengangkat pelakunya ke dalam golongan orang-orang yang baik. Dalam hadits yang lain dinyatakan bahwa, “Orang-orang yang terpilih di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.” HR. Bukhari dan Muslim. Hadits ini menjelaskan bahwa seseorang di nilai dari akhlaknya, apabila akhlaknya baik maka ia termasuk orang yang baik, dan apabila akhlaknya buruk, maka ia termasuk orang yang buruk. Akhlak yang baik adalah bagian dari ibadah, anugerah dan pemberian yang paling agung. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada amal yang bisa memberatkan timbangan seseorang di hari kiamat nanti melainkan akhlak yang baik.” HR. Abu Dawud dan Ahmad. Beliau Saw. bersabda lagi, “Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya kehormatannya adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya.” HR. Ahmad dan Al-Hakim. Dan dalam hadits yang lain Beliau bersabda, “Allah menyayangi orang yang bersikap lapang dada toleran, baik ketika menjual, membeli, atau ketika menagih sesuatu kepada orang lain.” HR. Bukhari. Beliau Saw. berlanjut mengatakan, “Sebaik-baik kalian dalam hal keislaman adalah yang paling baik akhlaknya, dengan syarat juga memiliki pemahaman yang baik tentang ajaran-ajaran agama.” HR. Ahmad. Dan dalam Sabdanya yang lain, “Sebaik-baik anugerah yang diberikan kepada manusia adalah akhlak yang baik, dan seburuk-buruk yang diberikan kepada manusia adalah hati yang buruk pada rupa yang baik.” HR. Usamah ibnu Suraikh. Tiada suatu hal pun yang lebih indah dalam diri seseorang selain dari akhlak yang mulia, dan tiada yang lebih buruk dalam diri seseorang selain dari akhlak yang jahat. Berakhlak mulia merupakan salah satu penyebab utama agar seseorang bisa terlepas dari api neraka, dan menjadi penyebab utama dalam memperoleh derajat yang tinggi di dalam surga. Dan itu adalah tujuan terakhir setiap muslim setelah tujuan mendapatkan keridhaan Allah. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Akhlak yang mulia itu ada sepuluh macam, terkadang semuanya terdapat dalam diri seseorang tetapi tidak terdapat dalam diri anaknya; terkadang semuanya terdapat dalam diri seorang anak, tetapi tidak terdapat dalam diri ayahnya; terkadang semuanya terdapat dalam diri seorang hamba, tetapi tidak terdapat dalam diri tuannya. Allah membagikannya kepada orang yang dikehendaki-Nya hidup behagia. Yaitu Jujur dalam berbicara, pemberani dalam medan perang, selalu memberi orang yang meminta, selalu membalas perbuatan baik, memelihara amanat, bersilatuhami; memelihara hak-hak tetangga dan teman, menghormati tamu; dan yang paling utama di antara kesemuanya adalah malu.” melalui Aisyah Nabi Muhammad Saw. menjamin orang yang berakhlak baik akan menempati surga yang paling tinggi, Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Aku adalah pemimpin di sebuah rumah di dalam surga nanti yang diperuntukan bagi orang yang meninggalkan perdebatan, walaupun orang tersebut berada di pihak yang benar. Aku pemimpin di dalam rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, walaupun hanya untuk bermain-main. Aku pemimpin di sebuah rumah di surga yang tertinggi bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.” Nabi Saw. pernah ditanya mengenai perihal mengapa banyak manusia masuk ke dalam surga. Sabda Rasulullah Saw, “Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak baik”. HR. Attirmidzi dan Ibnu Hiban. Dalam sebuah hadist yang lain Beliau bersabda, “Sesungguhnya api neraka akan terhalang untuk membakar dari setiap orang yang beribadah, pemaaf dan pemurah.” HR. Ahmad. Akhlak yang mulia menimbulkan kecintaan manusia, dan memperkuat kasih sayang. Inilah rahasia mengapa orang-orang yang berakhlak mulia selalu dicintai dan dikelilingi manusia. Khalifahur Rasidun ke empat Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa Akhlak yang baik melahirkan kecintaan dan memperkuat kasih sayang, barang siapa yang baik akhlaknya maka banyak yang mencintainya, dan manusia senang kepadanya. Barangsiapa yang buruk akhlaknya maka teman dan sahabatnya akan membiarkannya menjadi miskin”. Wallahu A’lam bish Shawab. Diningrat * Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung. * Anggota PB Al Washliyah Jakarta. * Mantan Ketua PW Al Washliyah Jawa Barat. bersumberdari Al-Quran. Menurutnya, akhlak dapat dimaknai dengan mengacu kepada hukum dan ketetapan syariah yang lima, yaitu: wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram, karena itulah realitas akhlak. Lebih lanjut dijelaskan bila akhlak berbasis kepada hukum yang lima, maka klasifikasinya seperti berikut ini. SETIAP muslim diperintahkan oleh Allah SWT untuk melakukan akhlak baik. Akhlak baik tersebut tentunya yang sesuai dengan hukum syara. Sebagaimana dari Abdullah bin Amr sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.” Mutafaq alaih. Seorang muslim harus melaksanakan akhlak baik, bahkan hingga mendarah daging pada dirinya. Semua itu bukan karena agar mendapat keuntungan materi, tapi hanya karena Allah SWT semata. Berikut lima akhlak baik di antaranya adalah 1. Akhlak Baik Memiliki Rasa Malu Al-Haya Bila dilihat hari ini, banyak sekali seorang muslim yang melupakan rasa malu. Bahkan tak jarang tidak terbersit rasa malu pada dirinya sedikit pun. Padahal malu adalah sebagian dari iman. Hal itu diriwayatkan dari Ibnu Umar ra., Rasulullah ﷺ melewati lelaki dari kaum Anshar. Laki-laki itu sedang menasihati anaknya tentang malu, maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Biarkanlah dia, sesungguhnya malu itu bagian dari iman.” Mutafaq alaih. Ada pun diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda “Iman mempunyai lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah la ilaha ilallah. Sedangkan yang paling rendah adalah membuang duri dari jalan. Dan malu adalah satu cabang dari keimanan.” Mutafaq alaih. BACA JUGA Akhlak yang Baik, Ada dalam 3 Hal Ini 2. Akhlak Baik Bersikap Dewasa, Tenang dan Tidak Tergesa-gesa Ilustrasi Sikap Tenang dan Baik Foto Unsplash Sebagai seorang muslim kita perlu untuk melakukan akhlak baik yang satu ini. Bersikap dewasa sangat diperlukan untuk bisa lebih adil dalam bertindak. Sikap tenang dan tergesa-gesa juga tak kalah penting, karena ini sangat berpengaruh pula pada aktivitas kita sehari-hari. Sebagai mana HR. Muslim yang berbunyi, “Engkau mempunyai dua perkara yang dicintai oleh Allah yaitu bersikap dewasa, tenang dan tidak tergesa-gesa.” Maka lakukanlah hal-hal itu, karena Allah mencintai perkara-perkara tersebut. Allah pun mencintai sikap lemah lembut seperti yang tertera dalam riwayat dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah itu lemah lembut, mencintai kelembutan dalam segala perkara.” Mutafaq Alaih. BACA JUGA Memperbaiki Akhlak, Bagaimana? 3. Akhlak Baik Jujur Orang yang jujur adalah ia yang berkata kebenaran. Allah pun memerintahkan kita untuk berkata jujur dan bersama dengan orang orang yang jujur. Hal ini tercantum dalam QS. At-Taubah 119 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” Tentu seorang muslim yang jujur dan benar imannya itu jauh lebih baik dari pada seorang muslim yang dusta. Seorang muslim pun harus mengetahui bahwa jujur mengantarkan kita pada kebaikan dan insyaAllah mengantarkan seorang hamba ke surga-Nya. Semua perkataan seorang muslim yang jujur pun akan di catat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. 4. Akhlak Baik Mengecek Kebenaran yang Akan Disampaikan dan Cermat dalam Menyampaikan Informasi Dua Pria Sedang Berbincang Foto Unsplash Dalam Islam pun seorang muslim diajarkan untuk tidak mengikuti hal-hal yang kita tidak mempunyai pengetahuan tentang hal tersebut. Hal itu karena bila seorang tidak mengetahui faktanya, khawatir akan ada kesalahpahaman. Maka perlu untuk mengecek dahulu segala informasi sebelum mengikuti hal tersebut dan menyampaikannya ke luar. Karena apa yang diucapkan oleh setiap muslim akan dicatat oleh malaikat, yaitu malaikat selalu mengawasi kita kapan pun dan di mana pun. Rasulullah ﷺ juga bersabda “Seseorang layak dikatakan pendusta jika ia mengatakan setiap perkara yang didengarnya.” HR. Muslim. Ini menunjukkan bahwa setiap muslim hendaknya lebih memperhatikan lagi apa yang hendak diucapkan, jangan sampai malah mengantarkan pada hal yang tidak baik. BACA JUGA Akhlaknya Sih Baik, tapi Tidak Shalat 5. Akhlak Baik Bertutur Kata dengan Baik Dua Orang Berbincang Saat Musim Dingin Foto Unsplash Bertutur kata yang baik juga merupakan akhlak baik yang jangan sampai kita lewatkan. Bahkan perkataan yang baik itu sama seperti shadaqah. Sebagai mana dari Abu Hurairah, ia berkata Rasulullah ﷺ bersabda, “Perkataan yang baik adalah shadaqah.” Mutafaq alaih. Sebetulnya masih banyak lagi akhlak baik yang diajarkan oleh Islam. Yaitu seperti menampakkan wajah berseri, diam kecuali dalam kebaikan, memenuhi janji, berbaik sangka dan akhlak baik lainnya. Mudah-mudahan kita sebagai seorang muslim dapat melaksanakannya dengan baik dan karena Allah semata. Karena itu adalah perintah dari-Nya, tentunya sebagai sarana untuk membagikan dan juga membiasakannya. [] SUMBER Buku Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyah dari Judul Asli Min Muqawimat Nafsiyah Islamiyah Penerjemah, Yasin 2004 Adasebuah ungkapan mutiara hikmah yang menarik : “ Janganlahkamu berteman Akhlak yang baik adalah fondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang bertakwa. Dengan akhlak yang baik, pelakunya akan terangkat ke derajat yang ter-tinggi. Tidak ada amalan yang lebih berat dalam timbangan seorang muslim dihari kiamat nanti dari pada Home Privacy Policy Contact US Disclaimer About Us Sitemap Homeucapan yang baik akan membawa kepada akhlak Ucapan Yang Baik -Ucapan Yang Baik- Mengungkapkan Ucapan Yang Baik terhadap orang-orang yang kita kasihi yakni suatu hal yang wajib dilaksanakan. Dengan demikian itu, maka hubungan di antara kalian malahan akan semakin erat dan harmonis lagi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Melainkan kadangkala mencari Ucapan Yang Baik yang pas menjadi kendala utama. Hal hal yang demikian jangan cemas lagi, […] denganakhlak yang mulia manusia akan bisa mewujudkan, semua itu adalah proses pengembangan seluruh potensi baik lahir maupun batin menuju pribadi yang utama (insan kamil) yaitu sebagai manifestasi “khalifah dan abdi“ penyerahan mutlak pada Allah SWT.5 Sebagai salah satu ciri pendidikan Islam yang paling menonjol, akhlak Apakah kamu suka memberi nasihat kepada orang lain?Pada dasarnya, setiap orang memang berhak mendapatkan nasihat. Namun pemberian nasihat juga harus dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai hadits riwayat Muslim disampaikan bahwa ada tiga tingkatan memberi nasihat, yaitu menggunakan tangan, lisan dan tetapi, memberi nasihat yang melampaui kemampuan yang dimiliki bisa mendatangkan mudharat dan kesulitan bagi pemberi berikut informasikan 5 etika memberi nasihat menurut Islam yang perlu diketahui oleh setiap orang1. Memiliki niat yang tulus ikhlas sebelum memberi nasihatFreepik/master1305Sebenarnya, memberikan nasihat adalah akhlak mulia dalam prinsip utama saat menopang menasihati seseorang, kamu perlu memperhatikan etikanya dengan niat yang tulus yang ikhlas tentunya akan membuat kamu menyampaikan nasihat menuju kebenaran dapat tersampaikan dengan seperti kebaikan lainnya, memberi nasihat yang dilandasi dengan niat tulus ikhlas maka bisa mendapatkan pahala dari Allah Ta’ Picks2. Menyampaikan nasihat dengan kata-kata yang baikFreepikSaat kamu hendak memberikan nasihat pada seseorang, sebaiknya bersikap lembut dan beradab di dalam ada kunci lebih baik dan tepat kecuali nasihat yang disampaikan dengan lemah lembut beserta ucapan yang penuh kasih artinya, pemberian nasihat harus disampaikan menggunakan kata-kata yang sebagaimana Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk menasihati Firaun dengan perkataan yang lemah Memiliki ilmu dan melakukan tabbayunFreepik/senivpetroSebelum kamu memberi nasihat pada seseorang, sebaiknya menyadari ilmu atau materi yang kamu kuasai untuk check and recheck cukup sangat dibutuhkan untuk mengonfirmasi kebenaran ketika kamu hendak menasihati saja itu sangat penting dan di dalam Islam pun memerintahkan untuk melakukan check and recheck atau tabayyun. Ini sebagaimana ada pada QS. Al-Hujurat ayat 6"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal."4. Tidak melakukan tahrisy terhadap sesama muslimFreepik/ menasihati seseorang, sebaiknya tidak memiliki tujuan mencela atau menyebarkan pesan yang meliputi urusan berbasis agama Islam. Hindari pula melakukan tahrisy atas sikap memancing pertengkaran atau dalam Islam, seseorang tidak sepatutnya bersikap tahrisy. Ini karena tahrisy juga disebut sebagai bagian dari namimah atau adu karena itu, pesan yang baik seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak berupa provokasi terhadap sesama Tidak memaksakan agar nasihat diterimaFreepikApakah kamu ingin memberi nasihat dan mengetuk hati orang yang dicintai dengan sebuah nasihat?Ketika kamu hendak memberikan nasihat, maka hendaklah memperhatikan adab-adabnya menurut Islam. Salah satunya adalah tidak memaksakan agar nasihat seorang pemberi nasihat hanya menunjukkan jalan, bukan memerintahkan orang lain untuk orang yang diberi nasihat tidak menerima nasihat tersebut, maka kamu tetap akan tetap mendapatkan pahala dari kelima etika memberi nasihat dalam Islam. Yuk, lakukan dengan bijaksana yang sesuai syariat!Baca jugaHidup Bersosial Ada Aturan, Ini 5 Cara Memilih Teman Menurut Islam5 Kewajiban Istri Terhadap Suami dalam Ajaran Agama IslamJauh dari Berkah! Ini 5 Hiasan Rumah yang Dilarang Menurut Islam OlehKhoirul Anam Ahmad Hasyimi, S.Th.I Hadis Tentang Etika Orang Beriman (ucapan yang baik, memuliakan tetangga dan tamu)

Buku Kenali Dirimu, Temukan Tujuan Hidupmu dari Allah, untuk Allah, hanya Allah, oleh Royhan Firdausy Sumber Dokumen PribadiMenjaga hubungan persaudaraan adalah kewajiban setiap manusia tanpa terkecuali. Memercikkan api perselisihan sama halnya dengan mengundang adanya permusuhan, peperangan, dan perpecahan. Islam adalah agama perdamaian dan penebar kasih sayang untuk alam semesta. Maka setiap muslim harus memancarkan cahaya kebaikan dan membumikan nilai-nilai Islam dengan perangai yang baik serta sikap yang bijak dan santun. Itulah sebabnya, syariat dan akhlak Islam ditegakkan untuk seluruh masyarakat sebagai pelajaran dan untuk memelihara kerukunan tidak cukup hanya dengan teori, dakwah, atau diskusi. Kerukunan akan menjadi mantap jika kita memulai dari diri kita sendiri dengan mencerminkan akhlak yang baik kepada orang lain. Sebab, akhlak yang baik bisa jadi kita akan menginspirasi kepada orang lain. Kita sejatinya adalah cermin. Orang sering kali tidak akan melihat apa yang kita bicarakan tetapi apa yang kita kerjakan. Dengan begitu, maka berakhlaklah yang baik sebagai upaya menjaga persaudaraan harus akhlak? Karena, akhlak ialah yang mampu menjaga ikatan persaudaraan kita tetap harmonis. Akhlak merupakan refleksi jiwa dalam memancarkan nilai-nilai kebaikan, cinta dan kasih sayang. Pada puncaknya kita dapat merasakan kebahagiaan. Sayyidina Ali mengibaratkan akhlak baik air yang dapat menumbuhkan pepohonan. Manusia juga sangat memerlukan akhlak untuk menumbuhkan keharmonisan sosial. Tumbuh dan hancurnya suatu bangsa tergantung bagaimana akhlak warganya. Sebagaimana ungkapan penyair Mesir Ahmad Syauki yang dikutip M. Quraish shihab, “Eksistensi masyarakat ditentukan oleh tegaknya moral; bila moral runtuh, kepunahan mereka tiba.”Dalam sebuah hadist, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya kejahatan dan perbuatan jahat bukanlah bagian dari ajaran Islam. Dan, sungguh baiknya keislaman seseorang adalah ia yang paling baik akhlaknya.”Kualitas Islam tidak hanya ditentukan oleh ibadah yang telah menjadi kewajiban kita seperti shalat atau budi pekerti kita sehari-hari. Artinya, siapa yang baik akhlaknya kepada siapa pun yang di hadapannya maka akan bertambah baik kualitas Islamnya. Terlebih lagi apabila ibadah kepada Allah dilakukan dengan sempurna, kemudian ditopang dengan amal saleh kepada manusia. Maka jadi sempurna iman dan Saw juga bersabda, “Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan, bagaikan air yang menghancurkan tanah yang keras. Dan akhlak yang jahat dapat merusak amal, seperti cuka merusak manisnya madu.”Demikian halnya dengan keutuhan persaudaraan kita. Tanpa akhlak maka hubungan kita akan retak bahkan sampai hancur. Jika kita benar-benar ingin menegakkan Islam dengan menjaga persaudaraan, maka milikilah akhlak yang baik dan praktikkanlah dalam interaksi Saw. bersabda, “Sungguh engkau tidak akan dapat memberikan kelapangan orang dengan hartamu, tetapi kamu dapat memberikan kelapangan kepada mereka dengan muka yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik.”Inilah pentingnya akhlak. Kita dapat selalu memberikan kedamaian kepada orang lain yang tidak punya harta kekayaan. Sebab, harta akan menyentuh jasmani seseorang, sedangkan akhlak akan langsung mengarah kepada ruhani mereka. Apalagi bila kita dapat bederma dengan harta kita yang dibarengi dengan akhlak yang mulia, itu akan jauh lebih Jalaluddin as-Suyuthi, seperti dikutip Saleh Muhammad Basalamah, mengatakan, “Tanda-tanda akhlak yang baik ialah bila orang mukmin banyak memiliki rasa malu, sedikit tidak suka mengganggu orang lain, banyak berbuat baik, suka berkata benar, sedikit bicara banyak beramal, sedikit menganggur, sedikit bicara yang tidak perlu, suka berbuat baik dan bersilaturahmi, berwibawa dan penyabar, rela dengan apa yang diterimanya dan banyak bersyukur, bijaksana dan bersikap lembut, serta memelihara diri dan penyayang. Ia tidak suka melaknat dan memaki, tidak suka melakukan naminah adu lomba, dan juga tidak pemarah. Selain itu, ia juga tidak suka berburu-buru dan menyimpan rasa dendam, tidak pula kikir dan dengki. Ia mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, dan marah juga karena Allah.”Muhammad al-Ghazali berkata, “Setiap muslim wajib memiliki perilaku jujur, baik antara sesama muslim dengan muslim maupun antara muslim dengan nonmuslim. Demikian juga berbuat toleransi, menepati janji, sportif, kerja sama, pemurah dan sebagainya.”Perilaku mulia ini harus kita jadikan kebiasaan sehingga pada akhirnya tidak akan keluar dari diri kita kecuali kebiasaan baik dalam kehidupan sosial dengan akhlak yang baik sama halnya dengan menghargai keberadaan mereka, serta menghormati dan memuliakan mereka. Mengapa kita mesti melakukan hal tersebut? Bukanlah manusia sering berbuat dosa dan kehinaan? Ya, benar, manusia gemar dengan kesenangan yang membutakan. Namun, mereka tidak punya harga diri yang harus kita hargai dan hormati. Kita bukan menghormati keburukannya, melainkan satu titik kebaikan yang ada di dalamnya yang belum tampak karena tertabiri oleh kebiasaan kitab Mukhtashar Ihyâ' 'Ulûm ad-Dîn', Imam asy-Syafi’i berkata, “Tidak ada seorang muslim pun yang menaati Allah tanpa pernah mendurhakai-Nya dan tidak ada seorang pun yang mendurhakai Allah tanpa pernah menaatinya.” Hal ini menunjukkan bahwa kita semua memiliki satu titik baik dan buruk. Keduanya saling bertarung untuk mendapatkan posisi terdepan dan berpengaruh. Jika kita sering menggunakan akal maka kebaikanlah yang menang. Namun, jika nafsu yang menguasai kita maka keburukanlah yang hal lagi yang perlu kita ingat, mengapa kita mesti berakhlak kepada saudara-saudara kita? Karena, mereka semua adalah ciptaan Allah yang penuh kemuliaan. Tidak ada yang keluar dari Allah selain kebaikan, termasuk manusia. Manusia adalah salah satu bentuk ciptaan yang baik dan sempurna. Tidak menghargainya sama dengan tidak menghargai Islam Imam al-Ghazali berkata, “Orang yang diridai Allah adalah orang yang berakhlak dengan akhlak-akhlak-Nya, yaitu menutup aib, memaafkan kesalahan, dan menyembunyikan rahasia saudaranya. Adapun keimanan seseorang tidak sempurna sampai dia menyukai sesuatu yang disukai untuk saudaranya.” Ada yang mengatakan, Hati orang merdeka adalah maqam bagi segala rahasia.’ Ada juga yang mengatakan, Hati orang bodoh ada di dalam mulutnya dan lidah orang berakal ada di dalam hatinya.’’’Di antara anggota badan kita yang paling berpengaruh terhadap baik dan buruknya akhlak kita yaitu lisan. Dengan kemampuan berbicara, berinteraksi, berdebat, bertransaksi, bernegoisasi, dan sebagainya, lisan dapat menjadikan seseorang memiliki derajat yang tinggi di hadapan manusia lainnya. Sebab, lisan adalah perantara pertama untuk meluapkan isi pikiran dan hati yang tujuannya adalah pikiran dan hati juga. Sehingga, jika seseorang mampu memaksimalkan lisannya dalam berintraksi maka hati seseorang akan juga ibarat pedang bermata dua. Selain besar sisi positifnya juga tajam sisi negatifnya, tergantung bagaimana menggunkannya. Tidak sedikit orang yang celaka karena mulutnya sendiri, tak dihargai karena tak mampu menjaganya, dan bahkan bisa celaka dunia dan akhirat lantaran salah mengarahkannya. Maka wajar bila kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Orang muslim sejati adalah seorang muslim yang dapat membuat kaum muslim yang dapat membuat kaum muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”Bahkan perkara yang berkaitan dengan lisan juga berhubungan erat dengan kesempurnaan iman kita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”Hadist tersebut menawarkan dua pilhan yaitu; jika kita sudah memikirkan dengan cermat dan yakin bahwa kita bicarakan adalah perkataan yang baik maka katakanlah. Namun, ketika kita meyakini bahwa perkataan itu menimbulkan keburukan maka diamlah. Perlu diketahui, setiap ada aksi pasti ada reaksi. Apa yang keluar dari mulut kita akan kembali kepada kita. Untuk itu, berpikirlah sebelum berututur bahwa kita semua adalah bersaudara dan diibaratkan dengan satu tubuh akan membuat kita merasakan bahwa kita sejatinya satu meskipun secara fisik berbeda. Jika mereka merasakan sakit maka semestinya kita juga akan merasakan sakit. Pada saat kita menghina dan mencela mereka, itu sama halnya dengan menghina dan mencela kita. Kita menginginkan kebaikan, mereka juga menginginkan hal yang sama. Oleh karena itu, mari kita sama-sama saling menjaga, baik dalam bertutur kata maupun bertingkah al-Ghazali berkata, “Ucapan-ucapan yang baik dapat menyuburkan kasih sayang, mengeratkan persahabatan, dan mencegah tipu daya setan yang berusaha merapuhkan tali hubungan dan menimbulkan persengketaan. Oleh karena itu, dalam pergaulan sehari-hari hendaknya kita membiasakan diri dengan tutur kata yang baik, karena ucapan yang baik dapat menghasilkan kebajikan.”Allah Swt. memerintahkan kita untuk mengucapkan perkataan yang baik dan benarوَقُلْ لِعِبَادِىْ يَقُوْلُواْ الَّتِى هِيَ أَحْسَنُ ج إِنَّ الشَّيْطَٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ج إِنَّ الشَّيْطَٰنَ كَانَ لِلْإِنْسَٰنِ عَدُوًّا مُبِيْنًا“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik benar. Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.’’’ QS al-Isra [17] 53Allah Swt. memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bertutur kata yang baik dan benar. Sebab, jika itu tidak dilakukan maka setan akan mendatangkan kekacauan yang dapat meimbulkan kejahatan, perselisihan, dan yang baik meliputi bentuk kalimat dan cara penyampaiannya. Sedangkan perkataan yang benar sesuai dengan keadaannya, misalnya jujur, tidak mengadu domba, memfitnah, atau melontarkan kalimat-kalimat yang tidak tepat dan dapat menimbulkan permasalahan. Tuntunan akhlak untuk berkata dengan baik dan benar tentu saja harus sungguh-sungguh dibiasakan, agar kesempatan setan untuk menjerumuskan kita pada permusuhan semakin Penyair Mesir Ahmad Syauki yang dikutip M. Quraish shihab, “Eksistensi masyarakat ditentukan oleh tegaknya moral; bila moral runtuh, kepunahan mereka tiba.”2. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya kejahatan dan perbuatan jahat bukanlah bagian dari ajaran Islam. Dan, sungguh baiknya keislaman seseorang adalah ia yang paling baik akhlaknya.”3. Rasulullah Saw juga bersabda, “Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan, bagaikan air yang menghancurkan tanah yang keras. Dan akhlak yang jahat dapat merusak amal, seperti cuka merusak manisnya madu.”4. Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh engkau tidak akan dapat meberikan kelapangan orang dengan hartamu, tetapi kamu dapat memberikan kelapangan kepada mereka dengan muka yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik.”5. Imam Jalaluddin as-Suyuthi, seperti dikutip Saleh Muhammad Basalamah, mengatakan, “Tanda-tanda akhlak yang baik ialah bila orang mukmin banyak memiliki rasa malu, sedikit tidak suka mengganggu orang lain, banyak berbuat baik, suka berkata benar, sedikit bicara banyak beramal, sedikit menganggur, sedikit bicara yang tiodak perlu, suka berbuat baik dan bersilaturahmi, berwibawa dan penyabar, rela dengan apa yang diterimanya dan banyak bersyukur, bijaksana dan bersikap lembut, serta memelihara diri dan penyayang. Ia tidak suka melaknat dan memaki, tidak suka melakukan naminah adu lomba, dan juga tidak pemarah. Selain itu, ia juga tidak suka berburu-buru dan menyimpan rasa dendam, tidak pula kikir dan dengki. Ia mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, dan marah juga karena Allah.”6. Muhammad al-Ghazali berkata, “Setiap muslim wajib memiliki perilaku jujur, baik antara sesama muslim dengan muslim maupun antara muslim dengan nonmuslim. Demikian juga berbuat toleransi, menepati janji, sportif, kerja sama, pemurah dan sebagainya.”7. Mukhtashar Ihyâ' 'Ulûm ad-Dîn', Imam asy-Syafi’i berkata, “Tidak ada seorang muslim pun yang menaati Allah tanpa pernah mendurhakai-Nya dan tidak ada seorang pun yang mendurhakai Allah tanpa pernah menaatinya.”8. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali berkata, “Orang yang diridai Allah adalah orang yang berakhlak dengan akhlak-akhlak-Nya, yaitu menutup aib, memaafkan kesalahan, dan menyembunyikan rahasia saudaranya. Adapun keimanan seseorang tidak sempurna sampai dia menyukai sesuatu yang disukai untuk saudaranya.”9. Muhammad al-Ghazali berkata, “Ucapan-ucapan yang baim dapat menyuburkan kasih sayang, mengeratkan persahabatan, dan mencegah tipu daya setan yang berusaha merapuhkan tali hubungan dan menimbulkan persengketaan. Oleh karena itu, dalam pergaulan sehari-hari hendaknya kita membiasakan diri dengan tutur kata yang baik, karena ucapan yang baik dapat menghasilkan kebajikan.”1. Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan, Kitab Tauhid, Solo Ummul Qura, 20122. Al-Ghazali, Muhammad, Akhlaq Seorang Muslim, Jakarta Sinar Grafika, Bakhtiar, Laleh, Meneladani Akhlak Allah Melalui al-Asma’ al-Husna, terj. Femmy Syahrani, Bandung Mizan, Chodjim, Achmad, Membangun Surga, Jakarta Serambi, 20145. Departemen Agama RI, al-Quran dan Tafsirnya, Jakarta Depag RI, Firdausy, Royhan, Bergegaslah Manfaatkan Waktumu Raih Kebekahannya, Solo Tinta Medina, Lang, Jeffrey, Bahkan Malaikat Pun Bertanya Memantapkan Iman dengan Berpikir Kritis, terj. Abdullah Ali, Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta, Tholkhah, Iman, Manusia, Agama dan Perdamaian, Jakarta al-Ghazali Center, 2008.

A Pembinaan Akhlak. Akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab yaitu أخلق bentuk jamak dari bentuk خلق atau الخلق yang secara etimologi diartikan dengan “budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat”.[1] Pengertian-pengertian tersebut di atas yang akan dijelaskan dalam pembahasan ini adalah budi pekerti.
Kata-kata Bijak 1 s/d 10 dari 19. Ibu segala akhlak ialah tempat kebijaksanaan, keberanian, kesucian diri dan keadilan. Dihadapan Tuhan kita semua setara dan sama, yang membedakan itu akhlak With God we are all equally in size and equally same, but categorized by our own manner. ― Albert Einstein Ahli fisika dari Jerman dan Amerika Serikat 1879-1955 Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan. ― Imam Syafi'i Mufti besar Sunni Islam dan pendiri mazhab Syafi'i 767-820 M Ketiadaan budaya ilmu bersepadu dalam tamadun hari ini telah mengakibatkan peluasan bencana kehilangan adab. Kebiadaban ini telah melahirkan banyak kerosakan dalam pemikiran dan akhlak manusia serta alam tabii. Dalam pemikiran dan akhlak, kejahilan atau kebebalan dan kemalasan intelektual dikaitkan sebagai alasan dengan pengkhususan; kedayusan moral disebut sebagai toleransi dan kesederhanaan; pembaziran dimaknakan dengan rekreasi atau mempertahankan kedudukan; korupsi akhlak dan ekonomi atau kedua-duanya sekali dimaafkan sebagai lumrah kehidupan moden; dan penjahanaman alam sekitar disebut sebagai harga tabii kemajuan. Apakah akhlak itu untuk dipamerkan kepada orang lain melalui pakaian? Tidak boleh kan? Maka semampu-mampu saya, berpakaian seperti ini untuk mengurangi potensi 'penipuan' saya kepada Anda. ― Emha Ainun Nadjib Seorang seniman, budayawan, penyair, serta intelektual asal Indonesia. 1953- Akal wanita itu setipis rambutnya, tebalkan dengan ilmu. Hati mereka serapuh kaca, kuatkan dengan iman. Perasaan mereka selembut sutera, hiasilah dengan akhlak. ― Jackie Kennedy "First lady" dan istri Presiden John F. Kennedy dari Amerika Serikat 1929-1994 Caci maki dan fitnah sama sekali bukanlah argumentasi dan jauh dari akhlak Islami. Takabur sombong adalah akhlak tercela. ― Imam Syafi'i Mufti besar Sunni Islam dan pendiri mazhab Syafi'i 767-820 M Warisan termahal dan terbaik dari diri kita untuk keluarga, keturunan, dan lingkungan adalah keindahan akhlak kita. ― Abdullah Gymnastiar Pendakwah, penulis buku, pengusaha dari Indonesia 1962- Bagi saya ibu adalah segala-galanya, jalan rezeki dibuka dengan bakti kita pada orang tua, hal yang membuat hati seorang ibu bahagia bukanlah harta, melainkan akhlak seorang anak yang mulia. ― Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia 2014-2019 1965- Kata-kata akhlak - quotes, kata-kata bijak dan kutipan dengan akhlak yang terbaik dan terkenal 19 ditemukan
13FA. 128 263 427 309 348 68 305 376 182

ucapan yang baik akan membawa kepada akhlak