Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan.[1]Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik produk pengawetan makanan.[1] Teknologi pengawetan makanan yang dikembangkan dalam skala industri masa kini berbasis pada cara-cara tradisional yang dikembangkan untuk memperpanjang masa konsumsi bahan makanan.[1] Selain itu, pengertian lain dari pengawetan merupakan suatu teknik dan tindakan yang dilakukan oleh manusia agar bahan makanan dapat bertahan lama dan tidak mudah rusak.[2]Pada umumnya bahan pengawet memiliki kegunaan dalam memperpanjang masa penyimpanan bahan makanan. Bahan ini digunakan agar mikroba dalam makanan tidak terurai , memfermentasi hingga menimbulkan asam pada makanan. Bahan pengawet dapat berasal dari sumber alamiah maupun sintetik tergantung dari segi penerapan bahan pengawet itu kemudian disesuaikan dengan jenis bahan makanan yang akan diawetkan. Sejak manusia dapat berbudidaya tanaman dan hewan, hasil produksi panen menjadi berlimpah.[1] Namun bahan-bahan tersebut ada yang cepat busuk, makanan yang disimpan dapat menjadi rusak, misalnya karena oksidasi atau benturan.[1] Contohnya lemak menjadi tengik karena mengalami reaksi oksidasi radikal bebas. Untuk menangani hal tersebut, manusia melakukan pengawetan pangan,[1] sehingga bahan makanan dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja, tetapi dengan batas kedaluwarsa, dan kandungan kimia dan bahan makanan dapat dipertahankan.[1] Selain itu, pengawetan makanan juga dapat membuat bahan-bahan yang tidak dikehendaki seperti racun alami dan sebagainya dinetralkan atau disingkirkan dari bahan makanan.[1] Perlu diketahui bahwa tidak semua bahan makanan dapat bertahan lama sehingga tidak perlu diawetkan. Pengawetan makanan ini tergantung pada tujuannya agar dapat disimpan dalam waktu yang lama sehingga ketika di konsumsi bahan makanan tersebut masih layak dan baik. Ada banyak sekali pengawetan makanan berdasarkan jenis makanan tersebut. Seseorang harus memahami yang mana bahan makanan yang cocok untuk diawetkan kemudian mengetahui teknik tertentu.[3] Teknik pengawetan makanan tidak hanya dilakukan pada proses pembekuan saja melainkan teknik-teknik lainnya. pendinginan di lemari pendingin merupakan salah satu cara untuk mengawetkan makanan Cara pengawetan bahan makanan dapat disesuaikan dengan keadaan bahan makanan, komposisi bahan makanan, dan tujuan dari pengawetan.[1] Secara garis besar ada dua cara dalam mengawetkan makanan, yaitu fisik serta biologi dan kimia.[4] Fisik Pengawetan makanan secara fisik merupakan yang paling bervariasi jenisnya, contohnya adalah[butuh rujukan] pemanasan. Teknik ini dilakukan untuk bahan padat, tetapi tidak efektif untuk bahan yang mengandung gugus fungsional, seperti vitamin dan protein. Cara pemanasan ini banyak dijumpai pada bahan makanan berupa susu yang dipanaskan hingga suhu 121° tujuannya agar bakteri jahat mati. pendinginan. Dilakukan dengan memasukkan ke lemari pendingin, dapat diterapkan untuk daging dan susu. pembekuan, pengawetan makanan dengan menurunkan temperaturnya hingga di bawah titik beku air. pengasapan. Perpaduan teknik pengasinan dan pengeringan, untuk pengawetan jangka panjang, biasa diterapkan pada daging. pengalengan. Perpaduan kimia penambahan bahan pengawet dan fisika ruang hampa dalam kaleng. proses pengalengan adalah salah satu proses dalam mengawetkan makanan dengan cara pengawetan bahan makanan dalam wadah yang tertutup rapat dan disterilkan dengan cuaca panas. Teknik ini dilakukan agar bahan makanan bebas dari kebusukan, bertahan nilai gizi, cita rasa dan daya tarik.[5] pembuatan acar. Sering dilakukan pada sayur ataupun buah. pengentalan dapat dilakukan untuk mengawetkan bahan cair pengeringan, mencegah pembusukan makanan akibat mikroorganisme, biasanya dilakukan untuk bahan padat yang mengandung protein dan karbohidrat pembuatan tepung. Teknik ini sangat banyak diterapkan pada bahan karbohidrat Irradiasi, untuk menghancurkan mikroorganisme dan menghambat perubahan biokimia[6]Biokimia Pengawetan makanan secara biokimia secara umum ditempuh dengan penambahan senyawa pengawet, seperti[4] penambahan enzim, seperti papain dan bromelin penambahan bahan kimia, misalnya asam sitrat, garam, gula. pengasinan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk makanan pemanisan, menaruh dalam larutan dengan kadar gula yang cukup tinggi untuk mencengah kerusakan makanan pemberian bahan pengawet, biasanya diterapkan pada bahan yang cair atau mengandung minyak. Bahan pengawet makanan ada yang bersifat racun dan karsinogenik. Bahan pengawet tradisional yang tidak berbahaya adalah garam seperti pada ikan asin dan telur asin, dan sirup karena larutan gula kental dapat mencegah pertumbuhan mikrob. Kalsium propionat atau natrium propionat digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang, asam sorbat menghambat pertumbuhan kapang dalam keju, sirup dan buah kering.[butuh rujukan] Prinsip pengawetan pangan ada tiga, yaitu[7] Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi autolisis bahan pangan Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan hama Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial. Bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet juga diharapkan dapat mengganggu kondisi optimal pertumbuhan mikrob.[4] Ditinjau secara kimiawi, pertumbuhan mikrob yang paling rawan adalah keseimbangan elektrolit pada sistem metabolismenya.[4] Karena itu bahan kimia yang digunakan untuk antimikroba yang efektif biasanya digunakan asam-asam organik.[4] Cara yang dapat ditempuh untuk mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial adalah[7]mencegah masuknya mikroorganisme bekerja dengan aseptis mengeluarkan mikroorganisme, misalnya dengan proses filtrasi menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme, misalnya dengan penggunaan suhu rendah, pengeringan, penggunaan kondisi anaerobik atau penggunaan pengawet kimia membunuh mikroorganisme, misalnya dengan sterilisasi atau radiasi. Pengeringan beku ^ a b c d e f g h i Aryulina Diah. 2004. Biologi SMA untuk kelas XII. Jakarta Esis. ^ Websmaster 16/03/2016. "Pengertian dan Tujuan Pengawetan Makanan". Diakses tanggal 9/1/2022. ^ "Teknik Pengawetan Makanan yang Paling Sering Digunakan Agar Tahan Lama". 23 September 2020. Diakses tanggal 8/1/2022. ^ a b c d e Tanty. 2008. Pengawetan Makanan Diakses pada 12 Apr 2010. ^ "Teknik Pengalengan Makanan Gudeg Kaleng". Diakses tanggal 8/1/2022. ^ Inggris Fellow FJ. 2000. Food Processing Technology Principles and Technology 2nd ed. Cambridge Woodhead Publishing Limited. ^ a b Syamsir E. 2008. Prinsip dan Teknik Pengawetan Makanan Pangan Diarsipkan 2012-05-08 di Wayback Machine. Diakses pada 12 Apr 2010. Diperoleh dari "
Salahsatu cara pengawetan makanan alami adalah menggunakan garam atau proses pengasinan. Proses ini sering digunakan untuk mengawetkan produk daging atau ikan agar memiliki umur simpan yang lebih panjang.Terkadang masih banyak orang yang yang merasa takut dan berpikir negatif tentang kata pengawet’ untuk makanan. Banyak sekali informasi berkaitan dengan pengawet yang mengatakan jika pengawet itu berbahaya. Memang ada pengawet makanan yang membahayakan kesehatan, namun tidak semua demikian. Berikut ini 4 fakta tentang pengawet makanan yang perlu diketahui. Fakta 1 Makanan yang Diawetkan Akan Lebih Tahan Lama Semua bahan makanan akan mengalami kerusakan, baik cepat seperti susu dan makanan yang berasal dari hewani seperti daging atau ikan ataupun lambat seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. Kerusakan makanan pada dasarnya disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya bakteri, jamur, serangga, paparan cahaya matahari atau oksigen oksidasi,dan faktor penyimpanan bahan makanan yang sudah terlalu lama disimpan akan layu dan membusuk. Untuk membuat makanan tahan lama, perlunya peran pengawet makanan untuk menjaga kualitas, penampilan, dan nutrisi makanan tetap baik sampai tiba waktunya dikonsumsi. Fakta 2 Proses Pengawetan Tidak Selalu Berefek Buruk pada Kesehatan Sebenarnya proses pengawetan adalah salah satu cara yang telah digunakan manusia sejak lama. Hal ini berguna untuk menghindari pembusukan makanan dan menjaga kualitas bahan makanan sehingga dapat memperpanjang waktu kedaluarsa bahan pangan, meningkatkan aroma, dan penampilan bahan pangan. Hingga saat ini, sudah banyak cara dan metode yang dilakukan untuk mengawetkan makanan. Pengawet makanan pada dasarnya bekerja dengan cara menghambat laju pertumbuhan jamur, bakteri, dan mikroorganisme lainnya, sehingga makanan bisa disimpan dalam jangka waktu lama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Namun tidak bisa dipungkiri, masih banyak orang yang meragukan bahan pengawet. Sebenarnya tak semua makanan berpengawet itu berbahaya bagi kesehatan. Perlu diketahui pengawet makanan terbagi menjadi dua, yaitu pengawet alami yang bisa Anda peroleh dari bahan makanan segar dan pengawet sintetis yang merupakan hasil sintesis secara kimia. Jenis pengawet kimia sebenarnya banyak diragukan keamanannya. Namun, sebenarnya proses pengawetan makanan tidak selalu dilakukan dengan menambahkan bahan pengawet. Terdapat juga proses pengawetan yang dilakukan melalui pemanasan, pendinginan, atau pengeringan. Fakta 3 Sebagian Besar Proses Pengawetan Makanan Tidak Menggunakan Bahan Pengawet Sintetis/Kimia Proses pengawetan makanan dibagi menjadi 2 cara yakni pengawetan secara fisik, yang biasanya terdiri dari pendinginan, pemanasan, pengeringan, pengasapan, pengalengan, pengentalan, dan pembuatan tepung. Sementara pengawetan secara biologi dan kimia berupa penambahan enzim, penambahan bahan kimia, pemanisan, dan pengasinan. Dari beberapa cara-cara pengawetan di atas, hanya sebagian kecil saja yang memerlukan penambahan bahan pengawet kimia. Itu artinya, proses pengawetan makanan sebenarnya tidaklah berbahaya seperti anggapan banyak orang selama ini. Fakta 4 Frozen Food Bukan Berarti Fast Food Memang makanan beku atau frozen food cukup praktis. Makanan beku memang makanan siap proses walaupun Anda telah menyimpannya selama berhari-hari. Proses pembekuan adalah cara sebagai pengawet alami untuk mengawetkan makanan, bahkan hingga berbulan-bulan. Contohnya daging mentah, bisa bertahan 3 – 4 bulan dalam keadaan beku. Bukan hanya itu, daging atau produk olahan daging yang telah dimasak, bisa tahan dalam waktu 4 bulan dengan proses pembekuan. Biasanya cara mengolah makanan yang dibekukan bisa dengan memanaskannya kembali untuk produk yang telah dimasak sebelumnya. Mungkin timbul pertanyaan dibenak Anda apakah ini berarti makanan beku sama seperti fast food? Tidak bisa dipungkiri makanan beku memang masuk kategori makanan yang bisa disajikan dengan cepat, namun tidak semua makanan beku memiliki nilai gizi yang rendah seperti fast food pada umumnya seperti fried chicken, french fries, dan lain-lain. Pada makanan beku, biasanya hanya terjadi sedikit perubahan pada nutrisi dan karakteristik sensori jika proses pembekuan dan penyimpanan beku dilakukan secara benar. Proses pengawetan dengan membekukan makanan sebenarnya tidak membutuhkan bahan pengawet, karena hanya memanfaatkan suhu rendah beku. Proses pembekuan juga tidak menyebabkan hilangnya nutrisi penting seperti halnya metode pengawetan lain yang menggunakan suhu tinggi. Banyak dari bahan zat alami yang bisa Anda gunakan untuk mengawetkan makanan, pada zaman dahulu bahan yang dapat mengawetkan makanan terbuat dari bahan alami seperti -Garam Garam termasuk kedalam bahan pengawet makanan alami yang ampuh menangkal microorganisme, yang menyebabkan kerusakan makanan. Misalnya ikan asin, asinan sayur, dan makanan lainnya. -Kunyit Bumbu dapur yang satu ini, tidak hanya dapat memberikan pewarna kuning alami. Tak disangka kunyit dapat berfungsi sebagai bahan pengawet alami yang bisa Anda gunakan. Misalnya; tahu kuning, ikan bumbu kuning dan lain-lain. -Gula Pasir & Merah Gula tidak hanya sebagai bahan pemanis makanan, tetapi juga bisa berfungsi sebagai bahan pengawet makanan. Karena mikro organisme tidak bisa bertahan hidup didalamnya, untuk itu Anda bisa menggunakan gula sebagai bahan pengawet alami. Misalnya; manisan, selai, serundeng daging, bacem dan makanan lainnya. -Lemon Lemon kaya akan vitamin C yang dapat membantu melenyapkan microorganisme yang dapat merusak gizi makanan, sehingga lemon dapat dijadikan bahan pengawet alami. Adapun cara yang bisa Anda lakukan untuk menjadikan lemon sebagai bahan pengawet adalah, Anda dapat melumuri daging, ikan atau sayuran dengan air lemon. Setelah itu dilakukan, simpanlah bahan makanan tersebut di kulkas. Bahan pengawet alami diatas merupakan bahan pengawet alami yang sudah sering Anda gunakan, tetapi ada juga bahan pengawet kimia lainnya yang bisa Anda gunakan dan tidak berbahaya untuk tubuh. Salah satunya CFB Chemische Fabrik Budenheim yang merupakan salah satu perusahaan kimia di Jerman yang memproduksi produk fosfat dan keturunannya, termasuk untuk makanan food grade. CFB Chemische Fabrik Budenheim berhasil menciptakan teknologi metode produksi berupa pemurnian phosphoric acid dengan cara ekstraksi. Pada dasarnya fosfat merupakan komponen alami hampir pada semua jenis makanan, karena memiliki peranan fungsional yang signifikan makan fosfat juga sangat umum digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses produksi makanan sebagai pengembang, emulsifier dan sebagainya. Produk pengawet makanan alami CFB Chemische Fabrik Budenheim sudah terjamin kualitasnya dan sudah pasti aman untuk dikonsumsi oleh manusia, karena produk pengawet makanan alami Budenheim terbuat dari bahan-bahan yang sudah teruji kualitasnya, dan produk dari Budenheim juga sudah berstandard internasional, oleh karena itu Anda tidak perlu takut untuk menggunakan produk ini. Jika Anda berminat untuk membeli produk tersebut, Anda bisa membelinya di PT. Markaindo Selaras. Berbagai macam jenis produk dari CFB Chemische Fabrik Budenheim ada di Markaindo, untuk memudahkan dan mencari bahan lainnya dengan cepat dan nyaman. Silahkan cek website-nya di atau bisa melalui email di marketing Pilihan solusi berbelanja yang tepat dan nyaman. Yangtergolong ke dalam pengawetan fisika adalah pendinginan, pemanasan, pembekuan, pengasapan, pengeringan, iradiasi, dan pembuatan tepung. Contoh pengawetan fisika antara lain, memasak rendang hingga kering, menyimpan makanan di kulkas dan freezer, menjemur cabai hingga kering, dan mengasapi ikan hingga kering. Pada kali ini saya akan menjelaskan macam-macam pengawetan makanan. Ada banyak berbagai macam pengawetan makanan. Khususnya makanan yang mudah sekali dalam mengalami pembusukan. Seperti contohnya ikan, daging sapi, daging ayam, dan sebagainya. Untuk itu, sangat diperlukan sekali upaya pengawetan makanan secara alami. Macam-Macam Pengawetan Makanan 1. Pengawetan Makanan Teknik Pendinginan Pendiginan merupakan salah satu cara penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2 sampai +10 0 C. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan. Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku yaitu pada suhu 12 sampai -24 0 C. Pembekuan cepat quick freezing di lakukan pada suhu antara -24 sampai -40 0 C. Perbedaan lain antara pendinginan dan pembekuan adalah pengaruhnya terhadap keaktifan mikroorganisme di dalam bahan pangan. Penggunaan suhu yang rendah dalam melakukan pengawetan pangan tidak dapat membunuh bakteri. Sehingga jika bahan pangan yang beku misalnya jika dikeluarkan dari penyimpanan dan dibiarkan hingga mencair kembali thawing. Pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat kembali. Pendinginan dan pembekuan masing-masing mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat lainya. Beberapa bahan pangan dapat menjadi rusak pada suhu penyimpangan yang terlalu rendah. 2. Pengawetan Makanan Teknik Pengeringan pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya. Keuntungan pengawetan makanan dengan teknik pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan. Berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih murah. Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah di keringkan, misalnya tembakau, kopi, the, dan biji-bijian. Di samping keuntunganya, pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu dan sebagainya. Kerugian yang lainya juga disebabkan beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di basahkan kembali rehidratasi sebelum di gunakan. Agar pengeringan dapat berlangsung, harus di berikan energi panas pada bahan yang di keringkan, dan di perlukan aliran udara untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari daerah pengeringan. Penyedotan uap air ini daoat juga di lakukan secara vakum. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan tersebut dapat terjadi pada setiap tempat bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari permukaan bahan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan. 3. Pengawetan Makanan Teknik Pengemasan Pengemasan merupakan salah satu bagian dari suatu pengolahan makanan yang sangat berfungsi untuk mengawetkan makanan, mencegah kerusakan mekanis, dan perubahan kadar air. Teknologi pengemasan perkembangan sangat pesat khususnya pengemas plstik yang dengan drastic mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal sebagai bahan pembungkus primer. Berbagai jenis bahan pengepak seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan jenis teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas dalam keadaan qaseptiis steril. Sterilisasi bahan kemasan biasanya dilakukan dengan memberikan cairan atau uap hydrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi gama. Jenis generasi baru bahan makanan pengemas ini ialah lembaran plastik berpori yang disebut dengan Spore 2226. Plastik ini sejenis platik yang memilki lubang – lubang . Plastik ini sangat penting penngunaanya bila dibandingkan dengan plastic yang lama yang harus dibuat lubang dahulu. Jenis plastic tersebut dapat menggeser pengguanaan daun pisang dan kulit ketupat dalam proses pembuatan ketupat dan sejenisnya. 4. Pengawetan Makanan Teknik Pengalengan Pengalengan makanan sering digunakan untuk sterilisasi komersial bukan sterilisasi mutlak. Mungkin masih terdapat spora atau mikroba lain terutama yang bersifat tahan terhadap panas yang dapat merusak isi apabila kondisinya memungkinkan. Itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan pada kondisi yang sesuai setelah proses pengalengan selesai. Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen penyebab penyakit dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dari kebusukan, perubahan kadar air, perubahan cita rasa, atau kerusakan akibat oksidasi. 5. Macam-Macam Pengawetan Makanan Teknik Penggunaan Bahan Kimia Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan makroba pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis, dan pewarna. Contoh jenis zat kimia ialah cuka, fungisida, asam asetat, antioksidan, ethylene absorbent, in-package desiccant, wax emulsion dan growth regulatory. Zat kimia tersebut berguna untuk melindungi buah dan sayuran dari ancaman kerusakan pasca panen sehingga dapat memperpanjang kesegaran masam pemasaran. Nitogen cair sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan sayur sehinnga dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman. 6. Macam-Macam Pengawetan Makanan Teknik Pemanasan penggunaan panas dan waktu dalam proses pemanasan bahan pangan sangat berpengaruh pada bahan pangan. Beberapa jenis bahan pangan seperti halnya susu dan kapri serta daging, sangat peka terhadap susu tinggi karena dapat merusak warna maupun rasanya. Sebaliknya, komoditi lain misalnya jagung dan kedelai dapat menerima panas yang hebat karena tanpa banyak mengalami perubahan. Pada umumnya semakin tinggi jumlah panas yang di berikan semakin banyak mikroba yang mati. Pada proses pengalengan, pemanasan di tujukan untuk membunuh seluruh mikroba yang mungkin dapat menyebabkan pembusukan makanan dalam kaleng tersebut, selama penanganan dan penyimpanan. Proses pasteurisasi, pemanasan di tujukan untuk memusnahkan sebagian besar mikroba pembusuk, sedangkan sebagian besar mikroba yang tertinggal dan masih hidup terus di hambat pertumbuhanya dengan penyimpanan pada suhu rendah atau dengan cara lain misalnya dengan bahan pengawet. Proses pengawetan dapat di kelompokan menjadi 3 yaitu pasteurisasi, pemanasan pada 1000 C dan pemanasan di atas 1000 C. 7. Macam-Macam Pengawetan Makanan Teknik fermentasi Pengawetan makanan dengan teknik fermentasi bukan hanya berfungsi sebagai pengawet sumber makanan, tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan. Salah satumya fermentasi dengan menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan akan menyebabkan nilai pH pangan turun di bawah sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri fekal. Bakteri fekal yaitu sejenis bakteri yang jika dikonsumsi akan menyebabkanakan muntah-muntah, diare, atau muntaber. Bakteri laktat lactobacillus merupakan kelompok mikroba dengan habitat dan lingkungan hidup sangat luas, baik di perairan air tawar ataupun laut, tanah, lumpur, maupun batuan. tercatat delapan jenis bakteri laktat, antara lain Lacobacillus acidophilus, L fermentum, L brevis,dll Asam laktat yang dihasilkan bakteri dengan nilai pH keasaman 3,4-4 cukup untuk menghambat sejumlah bakteri perusak dan pembusuk bahan makanan dan minuman. Namun, selama proses fermentasi sejumlah vitamin juga di hasilnhkan khususnya B-12. Bakteri laktat juga menghasilkan lactobacillin laktobasilin. Bakteri laktat yaitu sejenis antibiotika serta senyawa lain yang berkemampuan menontaktifkan reaksi kimia yang dihasilkan oleh bakteri fekal di dalam tubuh manusia dan bahkan mematikannya , Senyawa lain dari bakteri laktat adalah NI. NI bekerja menghambat enzim 3-hidroksi 3-metil glutaril reduktase yang akan mengubah NADH menjadi asam nevalonat dan NAD. Dengan demikian, rangkaian senyawa lain yang akan membentuk kolesterol dan kanker akan terhambat. Di beberapa kawasan Indonesia, tanpa disadari makanan hasil fermentasi laktat telah lama menjadi bagian di dalam menu makanan sehari-hari. Yang paling terkenal tentu saja adalah asinan sayuran dan buah-buahan. Bahkan selama pembuatan kecap, tauco, serta terasi, bakteri laktat banyak dilibatkan. 8. Macam-Macam Pengawetan Makananan Teknik Iradiasi Iradiasi adalah proses aplikasi radiasi energi pada suatu sasaran, seperti pangan. Menurut Maha 1985, iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah. Sedangkan menurut Winarno et al. 1980, iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sumber iradiasi buatan. Jenis iradiasi pangan yang dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah radiasi elektromagnetik yaitu radiasi yang menghasilkan foton berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang dilaluinya. Jenis iradiasi ini dinamakan radiasi pengion, contoh dan gelombang elektromagnetikb,aradiasi pengion adalah radiasi partikel. Contoh radiasi pengion yang disebut terakhir ini paling banyak digunakan. Dua jenis radiasi pengion yang umum digunakan untuk pengawetan makanan adalah sinar gamma yang dipancarkan oleh radio nuklida 60Co kobalt-60 dan 137Cs caesium-37 dan berkas elektron yang terdiri dari partikel-pertikel bermuatan listrik. Kedua jenis radiasi pengion ini memiliki pengaruh yang sama terhadap makanan. Keamanan pangan iradiasi merupakan faktor terpenting yang harus diselidiki sebelum menganjurkan penggunaan proses iradiasi secara luas. Hal yang membahayakan bagi konsumen bila molekul tertentu terdapat dalam jumlah banyak pada bahan pangan, berubah menjadi senyawa yang toksik, mutagenik, ataupun karsinogenik sebagai akibat dari proses iradiasi. Demikian macam-macam pengawetan makanan. Semoga dapat menambah ilmu dan info bagi kita sehingga dapat memberikan ide bisnis baru yang dapat kita kerjakan agar dapat meminimalisir dan mengurangi jumlah pengganguran yang ada di negeri kita. Kalian juga dapat melihat produk mesin penghancur es balok untuk mempermudah kalian dalam menghancurkan es balok.
KaliumNitrit. Untuk daging dan ikan basah, kalium nitrit ini merupakan jenis pengawet makanan yang tergolong aman meski hanya mengawetkan secara singkat. Penggunaan kalium nitrit ini yang paling baik adalah 0,1 persen saja karena berlebihan bisa menjadi pemicu radang ginjal, anemia, sesak nafas, dan keracunan.